Sabtu, 21 Mei 2011

RUNTUHNYA DAULAH ABBASIAH DAN LULUH LANTAKNYA KOTA BAGHDAD

Pernah tahu bangsa yang sangat terkenal
dengan kekejamannya? Bangsa yang telah
membasmi kaum muslimin dengan jumlah
yang fantastis? Jumlah yang sangat tinggi
(dengan peralatan perang pada masa itu)
dibanding apa yang telah dan sedang
terjadi di Irak saat ini (dengan peralatan
perang yang canggih)? Mereka adalah
bangsa Tartar. Mengapa mereka bisa
berbuat demikian? Di mana letak kesalahan
kaum muslimin dan pemimpin mereka?
Runtuhnya Baghdad (ibukota daulah
Abbasiah) di tangan bangsa Tartar tidak
terlepas dari pengkhianatan yang dilakukan
oleh al-wazir Umayyiduddien Muhammad
bin al-Alqami ar-tafidhi seorang Syiah
Rafidhah yang amat dendam terhadap ahlu
sunnah.
Dia menjabat wazir (Perdana Menteri) bagi
Khalifah al-Musta'shim billah, khalifah
terakhir bani Abbas di Iraq. Peristiwa
tersebut terjadi pada 12 Muharram 656 H.
Hulaku Khan, cucunya Jenggis Khan
mengepung Baghdad dengan seluruh bala
tentaranya yang berjumlah kurang lebih
200.000 tentara. Mereka mengepung istana
Khalifah dan menghujaninya dengan anak
panah dari segala arah, hingga
menewaskan seorang budak wanita yang
sedang bermain di hadapan Khalifah untuk
menghiburnya. Budak wanita tersebut
adalah seorang selir (gundik) bernama
Arafah.
Sebilah anak panah dating dari jendela
menembus tubuhnya pada saat is menari
di hadapan Khalifah maka cemaslah
Khalifah dan amat terkeiut. Pada anak
panah yang menewaskan selirnya itu,
mereka dapati tulisan: "Jika Allah
menghendaki melaksanakan Qadha dan
takdimya, maka dia akan melenyapkan akal
orang yang berakal"
Setelah itu Khalifah memerintahkan agar
memperketat keamanan. Perbuatan
pengkhianatan Wazir Ibnu al-Alqami yang
begitu dendam kepada ahlu sunnah itu,
disebabkan pada tahun lalu (655 H) terjadi
peperangan hebat antara ahlu sunnah
dengan rafidhah yang berakhir dengan
direbutnya kota al-Karkh yang merupakan
pusat rafidhah dan dijarahlah beberapa
rumah sanak famili al-Wazir al-Alqami.
Sebelum terjadinya peristiwa yang amat
memilukan ini, ia (Ibnul Alqami) secara
diam-diam berusaha mengurangi jumlah
tentaranya. Dengan cara memecat
sejumlah besar tentara dan mencoret nama
mereka dari dinas ketentaraan.
Sebelumnya, jumlah tentara pada masa
kekhalifahan al-Mustanshir (Khalifah
sebelum at-Musta'shim) mencapai 100.000
orang. Jumlah ini terus dikurangi oleh Ibnul
Alqami hingga menjadi 10.000 orang. pada
masa kekhalifahan at-Musta'shim billah.
Kemudian setelah itu barulah ia (Ibnul
Alqami) mengirim surat rahasia kepada
bangsa Tartar, memprovokasi mereka
untuk menyerang Baghdad. Dia terangkan
di dalam surat rahasia tersebut kelemahan
angkatan bersenjata daulah Abbasiah di
Baghdad. Oleh karena itu dengan mudah
sekali bangsa Tartar dapat menaklukkan
Baghdad.
Semua itu ia (Ibnu) Alqami) lakukan untuk
membalas dendam kesumatnya dan
ambisinya untuk melenyapkan as-sunnah
dan memunculkan bid'ah Rafidhah.
Wallahul Musta'an (Hanya Allah-lah tempat
memohon pertolongan).
Tatkala tentara Tartar mengepung benteng
Baghdad mulai 12 Muharram 656 H,
mulailah al-Wazir Ibnul Alqami
menunjukkan pengkhianatannya yang
kedua kali, yaitu dialah orang yang
pertama sekali menemui tentara Tartar. Dia
keluar dari Baghdad bersama keluarga
pembantu dan pengikutnya pada saat-saat
genting untuk menemui Hulaku Khan.
Kemudian ia kembali ke Baghdad, lalu
membujuk Khalifah agar keluar
bersamanya menemui Hulaku Khan untuk
mengadakan perdamaian dengan
memberikan setengah hasil devisa negara
kepada mereka (bangsa Tartar).
Maka berangkatlah Khalifah bersama para
Qadhi. Fuqaha' shufiyah, tokoh-tokoh
negara, masyarakat dan petinggi-tinggi
daulah dengan 700 kendaraan. Tatkala
mereka hampir mendekati markas Hulaku
Khan mereka di tahan oleh tentara Tartar,
dan tidak diizinkan menemui Hulaku Khan,
kecuali Khalifah bersama 17 orang saja.
Lalu Khalifahpun menemui Hulalu Khan
bersama 17 orang tersebut. sedangkan
yang lain menunggu bersama kendaraan
mereka. Sepeninggal Khalifah, sisa
rombongan ini dirampok dan dibunuh oleh
tentara Tartar. Selanjutnya Khalifah
dihadapkan kepada Hulaku Khan, dan
ditanya macam-macam, tatkala itu Khalifah
menjawab dengan suara bergetar
ketakutan karena diteror dan ditekan.
Kemudian Khalifah kembali ke Baghdad
disertai oleh al-Wazir Ibnul al-Alqami dan
Khawajah Nashiruddin ath-Thuusi. Dan di
bawah rasa takut dan tertekan,
Khalifahpun mengeluarkan emas,
perhiasan, permata dan lain-lain dalam
jumlah yang amat banyak. Akan tetapi
sebelum itu gembong-gembong Rafidhah
sudah membisiki Hulaku Khan agar tidak
menerima tawaran perdamaian dad
Khalifah. al-Wazir Ibnul Alqami berhasil
mempengaruhi Hulaku Khan, bahwa
perdamaian untuk nanti hanya bertahan 1
sampai 2 tahun saja, dan mendorongnya
untuk membunuh Khalifah.
Tatkala Khalifah kembali dengan membawa
barang yang banyak kepada Hulaku Khan,
Hulaku Khan memerintahkan untuk
mengeksekusi Khalifah. Maka pada tanggal
14 Shafar bertepatan pada hari Rabu
terbunuhlah Khalifah al-Musta'shim billah.
Konon kabarnya yang mengisyaratkan agar
membunuh Khalifah adalah al-Wazir Ibnul
al-Qami dan al-Maula Nashiruddin ath-
Thuusi.
Dan bersamaan dengan tewasnya Khalifah,
maka tentara Tartarpun menyerbu
Baghdad tanpa perlawanan lagi. Maka
rubuhlah Baghdad di tangan bangsa Tartar.
Dilaporkan bahwa jumlah yang tewas
ketika itu lebih kurang 2 juta orang. Tidak
ada yang selamat kecuali ahlu dzimmah
(Yahudi dan Nashrani) serta orang-orang
yang meminta perlindungan kepada
bangsa Tartar, atau yang berlindung di
rumah al-Wazir Ibnul Alqami dan para
konglomerat yang membagikan harta
mereka kepada Tartar dengan jaminan
keamanan pribadi.
Turut terbunuh juga bersama KhalIfah, dua
putra beliau yaitu Abul Abbas Ahmad (25
tahun) dan Abul Fadhl Abdurrahman (23
tahun) dan ustadz istana Khalifah yaitu
syeikh Muhyiddin Abdul Faraj Ibnul Jauzi
bersama tiga putra beliau yaitu Abdullah,
Abdurrahman dan Abdul Karim. Sedang
putra terkecil Khalifah yaitu Mubarak
ditawan bersama tiga saudara
perempuannya yaitu Fathimah, Khadijah
dan Maryam. Dikatakan bahwa para gadis
yang ditawan tentara Tartar dari istana
Khalifah mencapai 1000 orang. 1
Dengan runtuhnya Baghdad maka
runtuhlah Daulah bani Abbas yang
berkuasa selama 524 tahun. Mungkin
pembaca bertanya-tanya untuk apa sejarah
memilukan ini dituangkan di sini?!
Sungguh kami tidak akan memuatnya,
seandainya bukan karena hadits Rasul yang
berbunyi:
Seorang Mu'min tidak akan disengat dua
kali dan satu lubang. (HR Bukhari dan
Muslim. dari hadits Abu Hurairah)
Sungguh kita tidak ingin sejarah hitam
tersebut berulang kembali!. Kita harus
mengambil ibrah dari sejarah tersebut.
Kalau kita lihat kembali, keruntuhan
Baghdad (daulah Abbasiah) banyak
disebabkan pengkhianatan dari al-Wazir
Ibnul Alqami seorang mubtadi' (ahli
bid'ah). Merupakan kesalahan yang amat
fatal memberikan kepercayaan kepada
mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar